Dampak Perang Rusia dan Ukraina Bagi Perekonomian Indonesia
Perang antara Rusia dan Ukraina resmi terjadi setelah Presiden Vladimir Putin meluncurkan pasukan militernya ke Ukraina Timur kemarin (24/2/2022). Konflik Rusia dan Ukraina yang kian memanas juga diprediksi memberikan dampak terhadap pasar keuangan global.
Publik internasional dikejutkan dengan pengumuman Rusia tentang aksi militernya di Ukraina. Langkah Rusia tersebut langsung menuai sanksi ekonomi dari Amerika Serikat.
Namun bagaimana dampak ekonomi perang Rusia Ukraina bagi Indonesia?
Imbas ketegangan geopolitik ini, pasar finansial global langsung merespons negatif. Bahkan, hari ini IHSG ditutup melemah 1,48% ke level 6.817,82.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan bahwa pasar langsung menunjukkan reaksi negatif. Selain indeks pasar keuangan di berbagai negara terkoreksi, harga minyak dan emas mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu pengekspor energi, produk pertanian, dan logam terbesar di dunia.
Baca Juga: 4 Ton Minyak Goreng Ditemukan Dirumah Warga di Baturaja Timur OKU
Menurut dia, peningkatan ketegangan diprediksi akan memicu kenaikan harga energi dan berbagai komoditas serta nilai tukar dolar AS, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan inflasi.
Dampak Perang Rusia dan Ukraina Bagi Perekonomian Indonesia
Perang Rusia-Ukraina yang terjadi kemarin cukup berdampak terhadap pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan pagi tadi, kurs rupiah dibuka melemah 20 poin ke level Rp14.357 per dolar AS. Pelemahan itu terus berlanjut hingga penutupan perdagangan sore ini.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah anjlok 54 poin atau 0,37 persen ke level Rp14.391 per dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin sore.
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan, dolar AS hari menguat terhadap rupiah dan mata uang lainnya pasca Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan tindakan Rusia yang mengirim pasukan ke Ukraina Timur.
“Separatis di Donbass, Ukraina, meminta bantuan Rusia dalam memukul mundur agresi pada Rabu. Ukraina menanggapi dengan mengumumkan wajib militer dan keadaan darurat,” kata Ibrahim, dalam keterangan tertulis, Kamis sore.